Rabu, 30 Januari 2013

FITNAH KLASIK TERHADAP SALAFY

Pernah lihat foto ini?
Foto yang sering ditampilkan dalam topik kerjasama wahhabi-inggris dalam melawan kekhalifahan islam. Sebagaimana terlihat pada caption, orang paling kanan tertulis sebagai Major-General Sir Percy Zachariah Cox. Sementara seorang lainnya diklaim sebagai Muhammad bin Abdul Wahhab ‘sang pendiri aliran setan’ oleh berbagai pembenci Salafi-Wahhabi. Pada caption foto ini, Muhammad bin Abdul Wahhab disebut sebagai orang yang berdiri di samping Sir Percy Cox. Sedang pada tautan ini [http://asianedition.blogspot.com/2011/07/muhammad-ibn-abd-al-wahhab.html] ‘pendiri Wahhabi’ ini adalah orang kedua dari kiri. Namun umumnya pembenci Salafi-Wahhabi lebih memilih pendapat yang pertama karena tampangnya lebih garang, cocok dengan ‘aliran tanduk setan’ yang dia bawa. tapi mana yang benar? yang berdiri di samping Sir Percy Cox? atau yang jauh darinya? Manapun yang anda pilih, jawaban anda SALAH. Mengapa? http://en.wikipedia.org/wiki/Percy_Cox http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_ibn_Abd_al-Wahhab atau silahkan cek dari berbagai narasumber. Major-General Sir Percy Zachariah Cox, GCMG, GCIE, KCSI (20 November 1864 – 20 February 1937). Muhammad ibn ʿAbd al-Wahhab (1703 – 22 June 1792) bagaimana bisa orang yang wafat pada tahun 1792 M berfoto dengan orang yang baru lahir tahun 1864 M ????? selisih 72 tahun antara keduanya. Sungguh Ajaib. lalu apakah fitnah tentang foto Muhammad bin Abdul Wahhab berhenti sampai disini? Belum. Coba cari di google image dengan keyword Muhammad bin Abdul Wahhab. Tokoh “pendiri Wahhabi” ini bahkan memiliki wajah yang garang di masa muda! Kegarangan yang cocok dengan pemahaman keras dan kasar yang dituduhkan padanya. Coba cek di situs pembenci salafi-wahabi [http://qitori.wordpress.com/2008/06/20/siapa-sebenarnya-muhammad-ibn-abdul-wahhab/] lucunya, sejauh yang bisa ditelusuri, foto pertama yang mengabadikan sosok manusia dengan jelas baru tercipta pada tahun 1839 M. Sekitar 47 tahun setelah wafatnya Muhammad bin Abdul Wahhab. [http://www.memobee.com/index.php?do=c.every_body_is_journalist&idej=2490] Maka nampak sudah, betapa fitnah licik telah dilancarkan untuk menjatuhkan sosok Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwah yang beliau bawa. Tidak hanya secara visual untuk mengesankan bahwa beliau seorang yang bertampang keras dan kasar. Bahkan juga menuduhnya sebagai orang yang gemar mengKAFIRkan sesama muslim hanya karena tidak mau menjadi pengikutnya! sebagaimana disebut di [http://qitori.wordpress.com/2008/06/20/siapa-sebenarnya-muhammad-ibn-abdul-wahhab/] dengan tulisan yang bercetak tebal. “…dia menganggap kafir kepada siapa pun termasuk kaum Muslim lainnya yang tidak mengikuti keyakinannya dan menghalalkan darah mereka, sehingga kaum Muslim yang tidak sepaham dengannya harus diperangi!” sebenarnya siapa Muhammad bin Abdul Wahhab? Apa yang sudah dilakukannya hingga banyak orang ingin memfitnahnya? http://yufid.com/result/?cref=http%3A%2F%2Fyufid.com%2Fxml%2Fcse_context_yufid.xml&cof=FORID%3A10&ie=UTF-8&q=muhammad+bin+abdul+wahhab&siteurl=yufid.com%2F&ref&ss=3470j677370j25 terinspirasi dari [http://tegoeh.multiply.com/notes/item/654] Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=4228835353583&set=a.1535867711075

Selasa, 01 Januari 2013

KISAH GEORGE DAN IDUL ADHA

...........((((Mohon dibaca dan direnungi berdasarkan realita yang ada dengan seksama,Kisah ini ditulis oleh Syaikh Abdul Malik Al Qasim dengan judul (جورج والعيد) )))............George (50 th) tinggal bersama istri, dan dua orang anaknya (Tony & Julia) di Washington. Menjelang datangnya bulan Dzul Hijjah, George dan istri serta anak-anaknya mengikuti berita-berita seputar penentuan tanggal 1 Dzul Hijjah. George aktif menyimak berita di radio. Istrinya menyimak lewat televisi. Sedangkan Tony dan julia anak nya rajin searching di internet. Ketika pengumuman tanggal 1 Dzul Hijjah diumumkan, George sekeluarga bersiap-siap untuk menyambut Iedul Adha yang bertepatan dengan tanggal 10 Dzul Hijjah, setelah acara wukuf di Arafah tanggal 9-nya. Keesokannya, mereka sekeluarga pergi ke desa untuk membeli domba sesuai kriteria syari untuk dijadikan hewan kurban (udhiyyah), yaitu: tidak boleh buta sebelah, pincang, atau terlalu kurus. Mereka berniat menyembelihnya begitu hari raya tiba. Domba pun mereka bawa dengan pick-up sambil terus mengembik di perjalanan… Adapun Julia yang baru berusia 5 tahun, asyik berceloteh dan mengatakan, “Ayah… alangkah indahnya hari raya Iedul Adha! Aku akan pakai gaun baru, dapat THR, dan bisa membeli boneka baru… aku akan pergi bersama teman-temanku ke TOY CITY untuk bermain sepuasnya di sana… Duh, alangkah indahnya saat-saat hari raya”, katanya. “Andai aja semua hari adalah hari raya” lanjutnya. Begitu mobil tiba di rumah, istri George berbisik, “Wahai suamiku tercinta… Kamu tahu khan, bahwa dianjurkan membagi daging korban menjadi tiga: sepertiga kita makan sendiri untuk beberapa hari ke depan, sepertiga kita sedekahkan ke fakir miskin, dan sepertiga lagi kita hadiahkan ke tetangga kita David, Elizabeth, dan Monica”. Begitu Iedul Adha tiba, George dan istrinya bingung di manakah arah kiblat, karena mereka hendak menghadapkan domba kurban ke kiblat. Setelah menebak-nebak, mereka memutuskan menghadapkan kurban ke arah Saudi Arabia, dan ini sudah cukup. Setelah mengasah pisau, George menghadapkan dombanya ke kiblat lalu menyembelihnya. Ia kemudian menguliti dan memotong-motong dagingnya. Adapun istrinya membaginya menjadi tiga bagian sesuai sunnah. Namun tiba-tiba George berteriak mengatakan, “Waduh, kita terlambat ke gereja… sebab ini hari Minggu dan kita akan terlambat menghadiri misa!”. George konon tidak pernah ketinggalan misa di Gereja setiap hari Minggu. Ia bahkan rajin membawa istri dan anak-anaknya ke gereja........ (((Sampai di sini, pengisah/penulis mengakhiri kisahnya tentang George.)))...... Kemudia tiba tiba Salah satu yg hadir bertanya: “Waduh, kamu membingungkan kami dengan kisah ini !!! George ini seorang muslim ataukah Kristen??”. Pengisah menjawab: “George dan keluarganya adalah penganut Kristen. Mereka tidak meyakini kemahaesaan Allah, namun menganggapnya salah satu dari Tuhan yang tiga (trinitas). Mereka juga tidak percaya bahwa Muhammad adalah penutup para nabi dan rasul” jelasnya. Majelis pun geger mendengar penjelasan tersebut. lalu salah satu yang di majelis berseru, “Hai Ahmad, kamu jangan membohongi kami. Siapa yang percaya kalau George dan keluarganya melakukan itu semua? Mana mungkin seorang Nasrani menerapkan syiar-syiar Islam… mana mungkin mereka membuang-buang waktu untuk menyimak radio, televisi, dan internet sekedar untuk mengetahui kapan hari raya Iedul Adha tiba?? Mana mungkin mereka rela merogoh koceknya untuk membeli hewan kurban, lalu menyembelih dan membagi-baginya… dst!!!” kata si penanya. Ahmad pun menjawab dengan senyum dan sedikit heran, “Wahai saudara-saudaraku tercinta, tentu kalian tidak mempercayai ceritaku. Kalian tidak akan membenarkan jika ada sebuah keluarga Kristen yang melakukan hal tersebut. Akan tetapi,suatu hal yang sangat di sayangkan,kita yang berada di negeri-negeri muslim dan banyak menyaksikan: orang orang yang namanya Abdullah, Muhammad, Khalid, Khadijah, Fatimah, dan nama-nama muslim lainnya dengan santai dan riang gembira turut merayakan hari raya kaum Nasrani dan Yahudi. Kita turut merayakan tahun baru Masehi (Masehi nisbat kepada Isa Al Masih/Yesus),dan dengan suka rela menjadi budak peniup terompet2 mereka,berbondong2 mengucapkan selamat Natal, merayakan Valentine’s Day, April Mop, Paskah, ulang tahun, hari raya ini… dan itu…?”. “Mestinya, kita tidak perlu mengingkari bila George melakukan hal itu.karena secara syar'i tidaklah salah,Namun sayang nya kenapa kita tidak mengingkari diri dan keluarga kita sendiri yg bersuka ria dan ikut hanyut dalam perayaan2 hari raya mereka”????. kemudian dengan nada serius Ahmad melanjutkan, “Aku pernah tinggal di Amerika lebih dari 10 tahun, namun demi Allah, aku tak pernah sekalipun melihat seorang Kristen maupun Yahudi yang merayakan salah satu hari raya kita kaum muslimin. Aku juga tidak pernah mendapati seseorang dari mereka menanyakan tentang acara atau pesta yang kita rayakan. Sampai-sampai ketika aku berhari-raya di apartemenku, tidak ada seorang pun yang memenuhi undanganku setelah mereka tahu bahwa yang kurayakan adalah hari raya Islam. Aku menyaksikan itu semua selama aku tinggal di Barat, namun sekembaliku ke negeri muslim, ternyata sebagian besar dari kita ikut bersuka ria merayakan hari raya mereka… falaa haulaa walaa quwwata illa billaahil azhiem. Kisah ini ditulis oleh Syaikh Abdul Malik Al Qasim dengan judul (جورج والعيد)............. Artikel Muslim.Or.Id